DenpasarViral.com, Denpasar – Manusia diciptakan berbeda-beda maka dari itu wajar kalau terdapat silang pendapat antara satu dengan yang lainnya. Saat berkelompok, banyaknya kepala acapkali membuat kita bingung untuk memutuskan sesuatu. Contoh yang paling dekat misalnya ketika kamu sedang kongko bareng teman, adakalanya tempat tujuan jadi salah satu perdebatan. Nah biasanya sifat seseorang dapat terbaca dari sana, bagaimana perannya mengemukakan pendapat dalam kelompok.
Mereka yang vokal atau aktif menyampaikan pendapatnya terbaca pribadi yang punya jiwa memimpin. Mereka yang ngotot dan keras kepala terbaca sebagai sosok ambisius. Namun bagaimana dengan mereka yang berdiam diri atau pasif?
Biasanya hanya mengatakan “aku ikut aja”. Sekilas ia terbaca sebagai pribadi yang kurang percaya diri atau males ribet. Tapi apapun sebutan yang pas untuk peran “aku ikut aja” ini, sejatinya punya kebiasaan ikut-ikut sangat merugikan bagi diri sendiri, dan berikut beberapa kerugiannya.
1. Hidupmu nggak akan berkembang jika terus ada dalam aturan orang lain yang mungkin tak kamu sukai, dan akhirnya dijalani dengan setengah hati
Mengemukakan pendapat jadi suatu hal yang penting untuk belajar menghargai buah pikiranmu sendiri. Jikalau hanya ikut kata orang bukankah kamu lebih sering melakukan segala sesuatunya dengan setengah hati, sebab pendapat orang lain ini belum tentu sesuai dengan keinginanmu sendiri. Parahnya lagi, semakin sering kamu hanya ikut-ikutan, yang jadi keinginan dirimu tak juga kesampaian. Lalu kalau sudah begini, mana bisa berkembang?
2. Kamu akan selalu merasakan ganjalan di hati, karena keinginanmu sendiri nggak pernah terpenuhi
Oke, katakanlah sekali dua kali tak apa memendam pemikiranmu dengan mempersilahkan segala keputusan berada kepada orang lain. Namun jika dibiarkan terus-menerus sejatinya ini akan merugikan dirimu sendiri sebab suatu saat akan tiba masa di mana kamu ingin sekali pendapatmu dipenuhi oleh kelompokmu. Tapi ketika kamu meneluarkan pendapat, buah pikiranmu dipandang sebelah mata mengingat biasanya kamu hanya terdiam.
3. Menghadapi sesuatu yang bukan dari keputusanmu memiliki resiko yang nggak bisa diprediksi, dan bisa saja tingkat kesulitannya di luar kemampuan diri
Setiap keputusan punya resiko. Terlebih jika keputusan itu nggak betul-betul kita pahami. Ketika kamu mengikuti keputusan yang ditentukan orang lain sejatinya kamu butuh untuk memahami segala resikonya. Kamu mesti selalu sedia dan memperhitungkan segala baik buruknya di masa depan. Sedikit rumit bukan?Makanya yang paling baik adalah melaksanakan buah pikiran sendiri sebab secara langsung kamu sudah paham benar baik atau buruknya keputusan tersebut.
4. Jangan heran kalau lama-kelamaan keinginanmu akan dinomorduakan, bahkan tak lagi didengarkan orang
Karena jarang berandil, lama kelamaan kamu dipandang sebelah mata. Jangan heran atau kaget ketika suatu saatnya nanti kamu berpendapat, buah pikiranmu hanya akan dijadikan alternatif saja tanpa dipertimbangkan baik-baik. Peranmu lama kelamaan kurang penting dalam kelompok, pendapatmu kerap dinomorduakan atau bahkan tak didengarkan karena kebiasaan burukmu yang hanya menurut saja sebelumnya.
5. Jika kamu teruskan semua akan bertambah parah, seperti diremehkan, sebab kamu tak punya kepribadian yang kuat dan bisanya ikut-ikut saja
Yang paling parah adalah ketika kamu sudah memasuki fase di mana keberadaanmu sudah nggak penting lagi. Kamu telah diremehkan oleh orang-orang akibat tak pernah mau berandil atau hanya ikut saja. Maka dari itu sebelum hal itu terjadi, ubahlah kebiasaanmu ini.
6. Sejatinya banyak ide cemerlang yang bisa berbuah dari kepalamu. Ingat jangan sia-siakan anugerah kecerdasan dari Tuhan
Yang membedakan manusia dengan binatang adalah anugerah yang diberikan Tuhan berupa akal pikiran. Jikalau tidak digunakan, sungguh adalah sebuah kemubaziran. Yakinlah setiap orang punya pemikiran-pemikiran yang cemerlang dan akan sangat berguna jika dibagikan kepada orang lain.
Boleh dibilang kamu termasuk orang yang egois jika hanya mau mendengarkan pendapat orang lain saja tanpa mau mengemukakan pendapatmu. Kamu tergolong pelit yang hanya mau menerima tanpa mau memberi, pengetahuan orang lain kamu serap namun pengetahuanmu enggan dibagi.
Banyak hal yang mendasari orang yang hanya mau “ikut saja” tanpa ingin berandil lebih. Apapun alasannya baiknya kurang-kurangi jika kamu sering melakukannya. Sebab selain kamu akan mendapat kerugian-kerugian seperti penjelasan di atas, kelak dirimu juga akan sulit mendapatkan respect dari orang lain. Bagaimanapun juga mengemukakan pendapat adalah bagian dari langkahmu membangun nilai tawarmu. (DH/WS/DV).