Lifestyle

Perbedaan Penggunaan Kompres Hangat dan Dingin yang Tak Semuanya Meredakan Nyeri, Yuk Kenali Supaya Nggak Keliru!

DenpasarViral.com - istimewa

DenpasarViral.com, Denpasar – Saat nyeri menyerang, seperti nyeri haid misalnya, banyak orang yang melakukan kompres hangat untuk meredakannya selain meminum obat. Tapi saat tubuh mengalami memar, bengkak, atau meradang, kompres dinginlah yang dimanfaatkan untuk mengurangi dampaknya.

Nah, antara kompres hangat dan kompres dingin, sejatinya memang punya fungsi dan aturan yang berbeda. Supaya nggak keliru, perhatikan perbedaan kompres hangat dan dingin serta aturan penggunaannya berikut ini yuk!

1. Secara garis besar, terdapat dua jenis kompres yang berbeda, yakni kompres panas dan kompres dingin. Cara kerja kedua kompres ini pun berbeda
Kompres hangat bekerja dengan memperlebar pembuluh darah sehingga aliran darah dan suplai oksigen dapat lebih mudah mencapai daerah yang sakit. Hal ini akan membantu proses relaksasi dari otot dan mengurangi nyeri. Suhu hangat juga akan mengurangi kekakuan dan meningkatkan gerak bagian tubuh yang nyeri.

Sedangkan kompres dingin memanfaatkan suhu yang rendah untuk dapat merangsang penyempitan pembuluh darah dan memperlambat aliran darah yang menuju ke daerah yang sakit. Es atau air dingin dapat menurunkan jumlah darah yang menyebabkan kebiruan pada nyeri yang dialami.

2. Kompres hangat terbagi lagi menjadi kompres hangat kering dan hangat lembap
Kompres kering lebih mudah untuk dilakukan. Kamu bisa menggunakan bantal pemanas atau melakukan sauna untuk merasakan efek dari kompres kering. Sedangkan untuk kompres lembap, kamu bisa mengunakan handuk yang sudah direndam air hangat atau dengan cara mandi air hangat. Untuk suatu kondisi tertentu, kompres lembap ini jauh lebih efektif untuk digunakan lo!

Kompres hangat ini hanya bisa diberikan pada bagian tubuh tertentu saja. Kamu juga nggak diperbolehkan untuk menggunakan kompres hangat ini pada area yang memar dan bengkak. Penderita penyakit jantung dan pembuluh darah, darah tinggi, diabetes, dermatitis, trombosis vena dalam (DVT), dan multiple sklerosis juga harus berkonsultasi ke dokter dulu sebelum melakukan terapi kompres hangat.

3. Saat melakukan kompres dingin, ada beberapa aturan yang perlu diketahui
Kompres dingin biasanya digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan. Beberapa pilihan kompres dingin yang bisa dilakukan, antara lain:
* Handuk dingin
* Kompres es atau gel beku
* Semprotan pendingin
* Pijat es
* Mandi air es

Kamu nggak diperbolehkan menggunakan kompres dingin pada otot dan sendi yang kaku. Selain itu, jangan pula menggunakan kompres dingin jika sirkulasi darahmu nggak baik, menderita diabetes, atau gangguan saraf sensorik yang nggak bisa merasakan sensasi tertentu. Terapi kompres dingin juga nggak disarankan untuk dilakukan pada penderita penyakit jantung atau penyakit kardiovaskular tanpa sepengetahuan dokter.

4. Untuk penggunaannya, biasanya kompres hangat dilakukan untuk durasi yang lebih lama daripada kompres dingin
Secara umum, waktu yang direkomendasikan untuk melakukan kompres panas adalah 15-20 menit. Untuk menangani rasa sakit atau nyeri berat, kamu bisa melakukan terapi mandi atau berendam air hangat selama 30 menit hingga maksimal dua jam.

Kompres hangat biasanya dilakukan untuk menyembuhkan demam pada anak-anak, sakit kepala yang disebabkan menegangnya otot leher atau rahang, sakit otot setelah berolahraga dengan intensitas tinggi, kram otot, dan nyeri kronis. Jika area yang dikompres hangat justru makin membengkak, kamu harus menghentikan kegiatan kompresmu. Pastikan juga suhu kompres nggak terlalu panas untuk mencegah luka bakar pada kulit.

5. Sedangkan kompres dingin direkomendasikan untuk menangani cedera akut yang baru saja terjadi
Kompres dingin hanya boleh digunakan dalam 48 jam setelah kamu mengalami cedera seperti keseleo dan memar. Selain itu, kompres dingin bisa juga digunakan untuk penanganan beberapa kondisi seperti gigitan serangga, gatal, sensasi terbakar atau perih yang muncul akibat penyakit artritis, migrain, tendonitis, dan bursitis.

Waktu pemberian kompres dingin yang disarankan adalah selama 10-15 menit, maksimal 20 menit. Kompres yang terlalu dingin atau terlalu lama dilakukan justru dapat memperlambat penyembuhan, menghambat sirkulasi darah, dan menyebabkan kerusakan kulit, saraf atau jaringan tubuh.

Baik kompres hangat maupun dingin, keduanya memiliki manfaat masing-masing. Pada prinsipnya, cara mengaplikasikan kedua metode ini hampir sama. Penting bagimu untuk menghindari suhu yang terlalu ekstrem ketika mengaplikasikan kompres, hindari juga kontak langsung antara kulit dan sumber panas atau suhu dingin supaya cederanya nggak lebih parah. Sekarang sudah tahu kan perbedaan kompres hangat dan dingin? (DH/WS/DV).

 

Artikel asli

Related posts

Dinilai Efektif Oleh BPK Perwakilan Bali Pemkot Denpasar Terima LHP Digitalisasi Pajak Daerah

admin

Fitur Channel WhatsApp Resmi Dirilis di Indonesia, Sudah Kebagian?

admin

Jarang Diketahui, Ini 4 Manfaat Tak Terduga dari Mengunyah Permen Karet!

admin