Lifestyle

Hati-hati, Kelamaan Liburan Bikin Kemampuan Otak Menurun, Ini Alasannya

DenpasarViral.com - istimewa

DenpasarViral.com, Denpasar – Liburan memang menyenangkan. Selain dapat menyegarkan otak yang sudah penat, liburan juga bisa mendekatkan hubungan dengan pasangan, keluarga, dan teman-teman. Secara garis besar, dampak liburan memang baik terhadap kesehatan fisik maupun mental.

Namun, liburan terlalu lama dapat menurunkan kemampuan otak. Setelah liburan panjang, otak terasa susah untuk diajak berpikir dan bekerja. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Berikut beberapa penyebab kemampuan otak menurun setelah liburan panjang:

1. Mendapati Beban Kerja yang Lebih Banyak dari Biasanya
Kondisi ini biasanya terjadi ketika Anda mengambil cuti liburan di hari biasa. Beban pekerjaan bisa saja tetap diberikan kepada Anda, meski memiliki batas waktu yang panjang.  Anda pun akan menyadari bahwa realita tidak seindah liburan panjang yang telah dijalani.

2. Kesulitan dalam Mengubah Kebiasaan yang Telah Dirasakan Otak dan Tubuh
Saat mengambil banyak waktu luang untuk relaksasi, Anda akan bergerak dengan kecepatan yang lebih lambat dibandingkan biasanya. Contohnya, bangun lebih siang atau memiliki jadwal kegiatan yang tidak terlalu tertata. Saat kembali bekerja, Anda akan kesulitan mengubah perilaku dan butuh beradaptasi kembali secara mental maupun fisik.

3. Jarangnya Otak Diasah Selama Liburan
Ketika sekolah atau bekerja, Anda akan selalu terlatih dalam hal pekerjaan. Hal tersebut tentu tidak terjadi saat liburan. Saat otak “berlibur”, tubuh juga akan merasa malas. Otak menangkap bahwa Anda hanya ingin bersantai.

Agar efek liburan terlalu lama tersebut tak terjadi, ada beberapa tips yang bisa diterapkan, yaitu:

1. Sebelum pergi, bersihkan rumah
Tidak ada yang suka melihat rumah berantakan dan kotor usai ditinggal liburan panjang. Saking semangatnya liburan, Anda mungkin menunda untuk merapikan rumah dan berencana melakukannya ketika pulang. Padahal, melihat rumah kotor justru bikin mood turun. Lebih baik, sempatkan waktu untuk mengganti seprai, menaruh handuk baru di kamar mandi, dan wewangian di rumah. Hal-hal ini membuat Anda merasa “disambut” ketika pulang.

2. Berikan Jeda Waktu Setelah Liburan dan Masuk Sekolah/Kantor
Jika memungkinan, beri diri sendiri waktu beberapa hari sebelum kembali ke rutinitas semula. Anda bisa mengisi waktu itu dengan berbelanja kebutuhan sehari-hari, mencuci baju, serta membersihkan rumah.

3. Rencanakan Sesuatu yang Menyenangkan Saat Anda Kembali
Usai liburan, rencanakan aktivitas sederhana yang menyenangkan dan tidak menguras kantong. Misalnya, menonton film, makan siang bersama teman, atau berolahraga. Hal ini bisa Anda lakukan dalam jangka waktu 1 bulan setelah liburan, tidak perlu tergesa-gesa.

4. Menulis dalam Jurnal Travelling
Kenangan saat liburan bisa jadi akan memudar setelah beberapa waktu. Anda bisa mengakalinya dengan menuliskan pengalaman liburan Anda di dalam sebuah jurnal.

5. Rencanakan Liburan yang Tidak Padat dan Tergesa-gesa 
Dalam suatu studi, peneliti membandingkan kebahagiaan sebelum dan sesudah berlibur pada turis di Belanda. Ternyata, kelompok turis yang menjalani liburan yang rileks merasa kebahagiaannya bertahan lebih lama selama beberapa minggu. Itu sebabnya, jangan terlalu ngoyo saat berlibur. Yang terpenting nikmati setiap momen dan kebersamaan saat liburan. Utamakan juga waktu istirahat dan makanan bernutrisi selama berlibur.

Dampak liburan terlalu lama memang berefek pada kemunduran otak. Langkah-langkah di atas dapat menghindarkan Anda dari kondisi tersebut. (DH/WS/DV).

 

Artikel asli

Related posts

Perut Lapar Kerap Membuat Seseorang Jadi Mudah Marah, Kenapa Ya?

admin

Suka Ngomong Sendiri? Bukan Tanda Gila, Justru Punya Manfaat Baik Untuk Kesehatan Mentalmu

admin

Benarkah Nyamuk Lebih Tertarik pada Orang dengan Golongan Darah O?

admin