Lifestyle

Istri yang Hamil, Tapi Malah Suami yang Ngidam, Kok Bisa? Ini Penjelasan Ilmiahnya

DenpasarViral.com - istimewa

DenpasarViral.com, Denpasar – Pernah dengar nggak sih soal suami-suami yang ngidam, padahal yang hamil istrinya? Fenomena ini bukan mitos belaka lo, tapi memang nyata adanya. Kalau dibayangkan dengan logika sih kayaknya mustahil ya. Bagaimana bisa suami bertingkah nggak kalah hebohnya dengan ibu hamil? Mulai dari mual, pusing, nggak nafsu makan, sensitif dan mudah marah, bahkan sampai ngidam.

Sebenarnya apa sih yang terjadi dengan suami yang ikut ‘hamil’ ini? Jangan mikir yang aneh-aneh, fenomena ini ada penjelasannya!

1. Kondisi yang dialami calon ayah ini bukan gangguan mental, melainkan sindrom couvade atau kehamilan simpatik
Sindrom couvade adalah kondisi di mana calon ayah ikut mengalami gejala-gejala kehamilan, seperti berat badan naik, mual, insomnia, perubahan suasana hati, bahkan  menginginkan beberapa jenis makanan tertentu di luar kebiasaan alias ngidam. Pada kasus yang berat, seorang calon ayah bahkan bisa mengalami nyeri perut seperti halnya wanita yang akan melahirkan. Kondisi ini umum terjadi dan hanya bersifat sementara, biasanya akan menghilang setelah bayi lahir.

2. Gejala yang dialami bisa berupa gejala fisik dan gejala psikologis yang mirip dengan gejala kehamilan bumil
Gejala fisik sindrom couvade ini ditandai dengan sakit kepala, mulas, sakit perut, kesulitan bernapas, keinginan untuk mengonsumsi makanan tertentu, kram pada kaki, sakit gigi, sering buang air kecil dan sakit pada bagian punggung dan perut bawah. Sedangkan gejala psikologisnya — yang sebenarnya lebih sulit dihadapi dibandingkan dengan gejala fisik, biasanya suami akan mengalami masa-masa kesulitan tidur nyenyak, cemas, panik, sedih dan berbagai gangguan yang membuat pikiran menjadi nggak tenang. Gejala-gejala ini bisa berbeda antara satu pria dengan pria lainnya.

3. Biasanya kondisi ini muncul ketika istri masuk ke kehamilan trimester pertama dan ketiga
Ketika masuk ke trimester pertama, suami merasa lebih stres dengan berbagai kondisi perubahan tubuh dan mental istri. Pada trimester kedua, bumil sudah bisa merasakan masa yang nyaman dan jarang mengeluh tentang berbagai masalah kehamilan. Sementara pada saat masuk ke trimester ketiga, suami merasa lebih panik untuk menghadapi proses kelahiran istri. Makanya, perasaan ikut ‘hamil’ seperti ini memang sangat mungkin terjadi.

4. Penyebab sindrom couvade ini karena masalah psikologis seperti stres dan kecemasan yang berlebihan
Calon ayah terkadang sangat emosional saat menghadapi kehamilan istrinya. Hal ini menimbulkan kecemasan dan pertanyaan besar di benaknya seperti apakah kelak bisa memenuhi kebutuhan finansial keluarga, bagaimana jaminan kesehatan si kecil, atau apakah dia bisa menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya. Kalau cemasnya sudah berlebihan, akhirnya muncul stres yang bisa menurunkan kadar testosteron dan bikin kadar estrogen jadi nggak seimbang. Hormon yang berfluktuasi inilah yang memicu gejala-gejala kehamilan seperti halnya bumil.

5. Semakin kuat ikatan batin suami dengan sang istri, maka gejala yang dialami juga lebih intens
Sindrom ini juga bisa muncul karena rasa empati yang besar terhadap kondisi istri yang tengah hamil dengan berbagai keluhan-keluhannya. Perasaan ini bisa terjadi karena gangguan kehamilan yang bermasalah atau kondisi istri yang kurang nyaman saat hamil. Perasaan seperti ini biasanya nggak akan terasa di depan istri karena lebih banyak penekanan pada kondisi psikologi. Jadi banyak kasus suami ngidam ini yang nggak terjadi di rumah.

Uniknya lagi, nggak cuma suami aja yang bisa mengalami sindrom ini, keluarga atau teman dekat bumil juga bisa, tergantung seberapa besar rasa empatinya.

Ketika suami mengalami tekanan perasaan dan ikut ngidam, kalian bisa bekerja sama untuk mengatasinya bersama kok!
Coba ciptakan obrolan tentang kehamilan, katakan bahwa meski ada masa-masa sulitnya, hamil itu juga menyenangkan. Dengan begitu, suami nggak akan terlalu tertekan atau cemas dengan kondisi istri.

Ajak suami untuk melewati proses bersama seperti memeriksakan kehamilan, bersama-sama menghadapi masa sulit saat hamil, juga terlibat dalam persiapan menyambut kelahiran si buah hati. Mendapat dukungan dari keluarga dan orang-orang di sekitar saat bersiap untuk menghadapi proses persalinan juga bisa membuat suami nggak terlalu tertekan dan trauma.

Meski sindrom couvade jadi kondisi yang cukup unik, nggak perlu merasa khawatir kalau suami mengalaminya. Hal ini akan menjadi tahapan yang normal dan semua pasangan bisa melewati masa-masa yang menyenangkan kok. Selamat menanti kelahiran kesayangan, ya! (DH/WS/DV).

 

Artikel asli

Related posts

Calon Mertua Cuek dan Jutek? Coba Luluhkan dengan 5 Cara Ini

admin

Makin Populer, Facebook dan Instagram Siapkan Fitur untuk Jual Beli NFT

admin

Meriahkan G20, Atlas Beach Fest gelar Road To G20 Beach Fest

admin