Lifestyle

5 Cara Mengendalikan Amarah agar Lebih Tenang

DenpasarViral.com - istimewa

DenpasarViral.com, Denpasar – Marah merupakan perasaan yang umum terjadi ketika seseorang merasa kesal, kecewa, atau frustrasi karena suatu hal. Jika dapat dikendalikan atau diekspresikan dengan cara yang tepat, marah dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau menangani keadaan tertentu.

Namun, bila dipendam atau dibiarkan begitu saja tanpa dikelola dengan baik, marah justru bisa memicu berbagai masalah kesehatan yang berdampak secara fisik dan mental.

Ketika marah, sistem saraf memicu berbagai reaksi biologis dan salah satunya adalah pelepasan hormon pemicu stres, seperti hormon adrenalin dan hormon kortisol. Kondisi ini membuat detak jantung, tekanan darah, suhu tubuh, dan pernapasan meningkat. Jika tidak segera diatasi, marah bisa berdampak buruk bagi kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung, gangguan pernapasan, sakit kepala, gangguan pencernaan, dan depresi.

Marah adalah salah satu bentuk emosi yang normal, tetapi jangan berlebihan. Anda dianjurkan untuk menghadapi marah dengan cara yang positif dan mengendalikannya dengan mencoba beberapa hal berikut ini:

1. Atur napas dan kendalikan pikiran
Ketika Anda mulai marah, cobalah untuk menarik napas panjang dan dalam, kemudian mengembuskannya secara perlahan. Ulangi hingga Anda merasa tenang dan rasa marah yang muncul mulai mereda. Anda juga bisa berhitung 1 hingga 10 sambil mengatur napas untuk memberi waktu agar dapat menenangkan diri dan berpikir jernih.

2. Temukan alasan atau penyebab marah
Marah tidak muncul begitu saja. Selalu ada sesuatu yang dapat memicu seseorang untuk marah. Nah, dengan mengetahui penyebabnya, Anda pun dapat fokus mengatasi dan mencari jalan keluarnya. Jangan sampai marah yang muncul memberikan dampak bagi orang lain di sekitar yang tidak salah apa-apa.

3. Tenangkan diri sebelum berbicara atau bertindak
Ketika hati terasa panas dan emosi tidak stabil, ucapan pun terkadang sulit dikendalikan. Anda bisa saja dengan mudahnya mengatakan sesuatu yang Anda sesali di kemudian hari. Oleh karena itu, cobalah untuk menahan diri dan mengendalikan emosi sebelum Anda berbicara atau bertindak. Bila perlu, Anda bisa berdiam diri sejenak atau menjauh dari lingkungan sekitar hingga Anda merasa tenang.

4. Ekspresikan kemarahan
Bila mulai merasa tenang dan emosi pun terkendali, Anda bisa menyampaikan hal yang membuat Anda marah dengan cara yang tegas dan tidak bersifat konfrontatif atau menyalahkan orang yang dituju. Ungkapkan secara jelas dan gunakan kata-kata yang tidak menyakiti orang lain. Anda juga bisa meluapkan emosi dengan bercerita dengan teman terdekat atau keluarga agar bisa lebih tenang.

5. Jangan menyimpan dendam
Setelah mengetahui penyebab Anda marah dan mengekspresikan dengan cara yang tepat, cobalah untuk melupakan hal yang membuat Anda marah. Jangan sampai Anda menyimpan dendam atau membiarkan emosi yang muncul berlarut-larut. Lepaskan beban pikiran dan amarah yang Anda rasakan. Dengan demikian, Anda bisa lebih tenang dalam menjalani hidup ke depannya.

Selain cara meredam dan mengatasi masalah di atas, Anda juga bisa melakukan berbagai hal lain untuk meredakan emosi dan mengalihkan amarah yang muncul, yaitu:
* Melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki sambil menghirup udara segar atau joging
* Mendengarkan musik favorit
* Melakukan hobi atau kegiatan yang disukai, misalnya menulis, melukis, menjahit, atau menari
* Melakukan meditasi untuk menenangkan pikiran
* Mencoba sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya, seperti belajar memasak atau fotografi
* Bercanda atau tertawa bersama teman dan keluarga

Reaksi orang ketika marah berbeda-beda. Ada yang mengekspresikannya secara verbal atau fisik, ada pula yang memendamnya. Namun, pastikan Anda meluapkan emosi atau amarah yang muncul dengan cara yang positif dan tidak membahayakan diri sendiri atau orang lain.

Bila cara mengatasi marah di atas tidak efektif untuk membuat Anda lebih tenang atau Anda merasa sulit untuk mengendalikan marah yang muncul dan sudah mengganggu aktivitas sehari-hari, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan psikiater atau psikolog. (DH/WS/DV).

 

Artikel asli

Related posts

Pemkot Denpasar Gencarkan Roadshow Menyapa Gen Dental Simple Aja, Dukung Percepatan Digitalisasi di Lingkungan Sekolah

admin

Tak Hanya Betina, Tahukah Kamu Hewan Jantan Ini Juga Mahir Dalam Menjaga dan Merawat Anaknya Lho

admin

8 Tips Membangun Karakter Jujur dan Membiasakan Anak Jujur Sejak Dini

admin