Fakta dan Mitos Lifestyle

Benarkah Stres Dapat Menyebabkan Rambut Rontok? Berikut Penjelasan dan Cara Mengatasinya

DenpasarViral.com - istimewa

DenpasarViral.com, Denpasar – Masalah rambut rontok memang sering terjadi. Tidak hanya karena perawatan yang salah, ternyata rambut rontok juga bisa terjadi karena stres, lho.

Kondisi ini memang tidak permanen. Artinya, jika seseorang bisa mengontrol rasa stres atau emosinya, maka kerontokan akan bisa diatasi. Namun, apabila kondisi ini tidak diatasi segera dan dibiarkan berlarut, kerontokan rambut juga bisa berujung menjadi masalah kebotakan.

Dalam istilah medis, kondisi rambut rontok disebut juga sebagai alopecia. Hal ini umum terjadi pada siapa saja, baik lelaki maupun perempuan. Kerontokan ini umumnya terjadi secara alami karena masalah penuaan atau pun salah memilih produk perawatan.

Tidak hanya itu, stres juga bisa dikaitkan dengan kerontokan rambut. Biasanya, yang menyebabkan kondisi ini adalah jenis stres psikososial. Yaitu stres yang dipicu oleh perasaan tertekan dan terancam karena faktor lingkungan sosial. Misalnya, stres karena pekerjaan, merasa gagal, atau pun lelah karena tugas rumah tangga yang tak kunjung selesai.

Meski begitu, tidak semua rambut rontok disebabkan oleh stres. Mengutip laman Healthline, beberapa tipe rambut rontok yang dikaitkan dengan stres level tinggi di antaranya adalah:

1. Telogen Effluvium
Terjadi ketika ada perubahan suasana hati atau peningkatan emosi negatif yang dirasakan seseorang. Biasanya, rambut yang rontok akan digantikan dengan pertumbuhan rambut baru. Namun, jika seseorang sedang mengalami stres, hal ini menghambat proses pertumbuhan dari rambut pengganti tersebut. Kondisi inilah yang disebut telogen effluvium.

2. Alopecia Areata (AA)
Merupakan kondisi kerontokan rambut yang berkembang saat sistem kekebalan tubuh menyerang folikel atau organ reproduksi rambut. Kondisi kerontokan rambut Alopecia Areata ini bisa dipicu oleh stres dan masalah emosional lainnya. Selain itu, beberapa riwayat lain yang bisa memicu kondisi ini di antaranya adalah penyakit autoimun, genetik, serta faktor lingkungan lainnya.

Dalam kondisi parah, kondisi ini bisa berkembang menjadi Alopecia Universalis yang menyebabkan kebotakan di kepala atau pun rambut hilang dari seluruh tubuh.

3. Trikotilomania
Beberapa stres level tinggi bisa menyebabkan seseorang melakukan hal-hal tak lazim seperti menarik-narik rambut tanpa sadar. Kelainan ini disebut juga sebagai trikotilomania. Jika kegiatan menarik rambut terjadi berkepanjangan, hal ini akan menimbulkan kerusakan pada rambut hingga menimbulkan kebotakan.

Apakah Kerontokan Rambut Akibat Stres Bersifat Permanen?
Rambut rontok yang disebabkan stres kemungkinan tidak bersifat permanen. Ada kalanya rambut akan tumbuh kembali seperti semula, terutama ketika seseorang bisa mengelola stres dengan baik. Namun, perlu diingat juga bahwa pertumbuhan rambut setelah rontok pada setiap orang terbilang berbeda-beda.

Stres bukanlah satu-satunya penyebab kerontokan rambut. Banyak sekali faktor risiko atau penyebab rambut rontok pada seseorang, yakni:
* Usia
* Genetik
* Riwayat penyakit atau pernah melakukan operasi karena penyakit tertentu
* Konsumsi obat-obatan seperti antidepresan atau pun mengonsumsi obat pengencer darah
* Kemoterapi
* Perubahan hormon, seperti melahirkan atau menopause
* Kekurangan nutrisi seperti protein atau zat besi

Ada beberapa langkah atau cara mengatasi rambut rontok akibat stres, di antaranya adalah:
1. Jaga asupan makanan: Konsumsi makanan dan minuman yang sehat dan memiliki nutrisi seimbang. Tidak hanya itu, ada juga beberapa jenis vitamin esensial yang bisa dikonsumsi untuk membantu pertumbuhan rambut di antaranya adalah vitamin C, vitamin B, dan vitamin E.

2. Belajar mengelola stres: Berapa langkah yang bisa dilakukan contohnya adalah bermeditasi, rajin olahraga, melakukan hobi yang disukai, latihan pernapasan.

3. Mengatasi rambut rontok dengan bahan alami: Misalnya, mengoleskan gel lidah buaya, minyak kelapa, minyak zaitun, dan bahan lainnya pada rambut kepala.

Rambut rontok yang diakibatkan oleh stres atau faktor emosional bisa segera diatasi dan tidak bersifat permanen. Jika Anda bisa mengelola stres dan menjaga kesehatan tubuh, maka rambut pun akan tumbuh kembali secara normal. (DH/WS/DV).

 

Artikel asli

Related posts

Rayakan HUT ke-55, IOH Gelar Berbagi Kegembiraan Bersama Anak Berkebutuhan Khusus dan Promo Menarik

admin

Dari Dialog Atlet Perempuan Disabilitas Kota Denpasar Dengan Menteri PPPA RI Bintang Puspayoga Keterbatasan Fisik Tak Padamkan Semangat Untuk Terus Mencetak Prestasi

admin

Update Covid-19 Harian Kota Denpasar, Kasus Sembuh Melejit di Angka 160 Orang

admin