DenpasarViral.com, Denpasar – Ketika bercakap-cakap dengan seseorang, Anda pasti akan menatap matanya, bukan? Tatapan mata memang menjadi salah satu alat komunikasi yang efektif. Dengan saling bertatapan, Anda bisa menyampaikan maksud pembicaraan sekaligus membaca ekspresi lawan bicara Anda.
Selain untuk membaca ekspresi wajah serta emosi lawan bicara, bertatapan juga punya fungsi lainnya. Bertatap mata memastikan bahwa lawan bicara Anda benar-benar fokus mendengar apa yang Anda bicarakan. Kalau Anda tidak bisa melihat langsung kedua matanya, sulit untuk menentukan apakah orang tersebut mendengarkan Anda dengan saksama.
Nah, meskipun manusia telah berevolusi untuk memanfaatkan kontak mata untuk membangun relasi dan bekerja sama, tatapan mata juga bisa digunakan sebagai alat intimidasi. Inilah mengapa kadang Anda menghindari tatapan mata seseorang yang Anda segani.
Mengapa ada orang yang tidak suka bertatapan?
Apakah Anda tipe orang yang suka menghindari kontak mata dengan lawan bicara? Kalau ya, Anda mungkin lebih sering menunduk atau berpaling ketika bercakap-cakap dengan seseorang. Ternyata menurut para ahli, ada alasan ilmiah mengapa tatapan mata seseorang bisa terasa begitu menusuk bagi sebagian orang.
Dalam jurnal Scientific Reports pada tahun 2015, para ahli mencatat bahwa pada sebagian orang, kontak mata bisa membuat area otak tertentu jadi overaktif. Area otak ini dikenal dengan istilah sistem subkortikal. Sistem otak ini bertugas untuk mengenali serta menerjemahkan eskpresi wajah orang lain, termasuk lewat tatapan mata.
Bagi orang yang sensitif, bagian otak ini tiba-tiba menerima rangsangan saraf yang berlebihan ketika dihadapkan dengan tatapan mata seseorang. Fenomena ini rupanya banyak terjadi pada pengidap spektrum autisme.
Jadi, menghindari kontak mata dengan seseorang tak selalu berarti Anda enggan bicara dengan orang lain atau tidak memerhatikan kata-katanya. Bisa saja sebenarnya Anda merasa tidak nyaman bertatapan mata lama-lama dengan lawan bicara karena otak Anda yang memang bereaksi berlebihan.
Apa yang harus dilakukan supaya lebih nyaman saat harus bertatapan?
Menurut seorang pakar psikologi sosial sekaligus peneliti dari University of Tampere di Finlandia, Jari K. Hietanen, kebanyakan berpikir soal interaksi Anda dengan orang lain justru akan membuat Anda lebih gugup dan tidak nyaman saat bertatapan mata dengan lawan bicara. Kalau Anda memang merasa tak nyaman harus bertatapan dengan orang lain, tidak perlu dipaksakan.
Anda bisa memilih posisi bicara yang lebih nyaman. Misalnya duduk bersebelahan dengan lawan bicara. Dengan begitu, Anda tidak perlu menatap langsung ke arah lawan bicara Anda.
Namun, kadang kontak mata benar-benar tidak bisa dihindari. Contohnya kalau Anda sedang diwawancara untuk sebuah pekerjaan. Karena itu, penting juga untuk melatih kemampuan berkomunikasi lewat tatapan mata. Anda bisa melatihnya dengan orang-orang terdekat, misalnya dengan membiasakan diri menatap mata lawan bicara selama beberapa detik. Lama-lama, otak Anda akan menyesuaikan diri saat harus bertatapan dengan orang lain. (DH/WS/DV).