DenpasarViral.com, Denpasar – Ketimbang mager, belajar hal baru sebenarnya adalah cara menjaga fungsi kognitif tetap prima hingga tua kelak. Tapi seringnya, cara mempelajari hal baru ini jadi hal yang membuat gentar karena dirasa sulit. Padahal, perjuangan dalam mempelajarinya sangatlah sepadan dengan manfaatnya. Kabar baiknya, selalu ada cara cepat belajar agar proses belajar hal baru jadi kian mudah. Apapun itu bidangnya, trik-trik di bawah ini akan membuat Anda lebih efektif sekaligus mudah belajar.
Bingung dari mana harus memulai atau bagaimana cara cepat belajar agar efektif? Berikut ini beberapa trik yang layak dicoba:
1. Mulai dengan durasi singkat
Kadang saat semangat untuk belajar hal baru sedang berapi-api, rasanya ingin seharian berkutat mempelajarinya. Namun, sebaiknya bagi sesi belajar dan berlatih untuk periode tertentu. Istilahnya adalah distributed practice. Mendistribusikan waktu belajar ini adalah strategi paling efektif untuk belajar hal baru.
Jadi, ketimbang menghabiskan waktu semalam suntuk untuk menuntaskan suatu tugas, sebaiknya bagi dalam durasi singkat sekitar 15-20 menit setiap harinya.Bonus dari strategi ini adalah lebih mudah menemukan waktunya. Polanya akan lebih mudah terbangun sehingga semakin bisa konsisten.
2. Kenali elemennya
Cara cepat belajar berikutnya adalah dengan mengenali berbagai elemen dasar terkait dengan bidang yang ingin dikuasai. Lakukan hal ini pada tahap awal belajar. Jadi, ketika sedang belajar menguasai hal baru, mulailah dengan membiasakan mendengar bahasanya, mengenal alfabetnya, hingga elemen dasar lainnya.
Ini juga berlaku untuk hal lain tak hanya seputar bahasa saja. Ini juga mirip dengan Pareto Principle atau 80-20 rule. Identifikasi 20% materi yang akan memberikan 80% hasilnya. Dengan demikian, otak akan lebih terbiasa sebelum benar-benar terjun mempelajarinya.
3. Sesuaikan dengan jam tubuh
Setiap individu punya jam biologis atau ritme sirkadian yang mengatur kapan terlelap dan kapan terjaga. Ini juga berpengaruh pada level energi. Puncak kekuatan fisik adalah pukul 11 siang hingga 7 malam. Sementara puncak kekuatan mental adalah antara 9 pagi hingga 9 malam.
Dalam sebuah eksperimen yang dipublikasikan pada tahun 2012, partisipan diminta mengingat pasangan kata pada pukul 9 pagi atau 9 malam. Kemudian, diuji dalam rentang waktu 30 menit, 12 jam, dan 24 jam kemudian. Hasilnya, ujian 12 jam kemudian paling baik terutama pada partisipan yang sudah tidur cukup semalam. Lebih jauh lagi, dalam tes keesokan harinya, partisipan yang tidur sejenak setelah belajar performanya lebih baik ketimbang yang terjaga seharian setelah belajar. Artinya, belajar sebelum waktu tidur adalah momen ideal untuk mengasah daya ingat. Tidur dapat membantu daya ingat menjadi lebih stabil.
4. Tidur siang
Bagi orang sibuk, tidur siang adalah hal yang langka. Padahal, tidur siang singkat sekitar 45-60 menit dapat berdampak positif pada daya ingat. Dengan demikian, tak ada salahnya mengistirahatkan tubuh dan pikiran sejenak di siang hari apabila situasi memungkinkan. Siapa tahu, informasi baru akan lebih terpatri di ingatan Anda.
5. Belajar layaknya guru
Apa yang dilakukan guru sebelum mengajar? Tentu menyimak apa materi yang akan disampaikan, kemudian mengolahnya kembali dengan bahasanya sendiri, bukan? Coba contek cara ini. Ketika akan belajar hal baru, terjemahkan informasi menjadi bahasa Anda sendiri. Masukkan pula ekspektasi bahwa Anda akan mengajarkan hal ini kepada orang lain. Meski sesungguhnya tidak terjadi, hal ini dapat mempercepat proses belajar dan memperkaya ingatan.
6. Membuat kuis
Tanpa perlu bergantung pada orang lain, Anda juga bisa mencoba membuat kuis untuk diri sendiri. Ini adalah hal krusial dalam proses belajar hal baru. Dengan memberikan kuis untuk diri sendiri, maka informasi akan tersimpan dalam jangka panjang. Tak perlu membuat kuis rumit, cukup sederhana saja. Buat beberapa pertanyaan terkait dengan materi yang telah dipelajari. Selain itu, ada banyak pula alternatif kuis yang tersedia di internet.
7. Merekam diri sendiri
Bagi yang sedang ingin belajar hal baru seperti menjadi musisi, aktor, pembicara, penari, dan profesi semacamnya, coba rekam diri sendiri ketika sedang berlatih. Ini penting sehingga bisa melihat dari kacamata penonton. Biasanya, apa yang dirasakan saat berlatih bisa saja berbeda dengan apa yang terlihat di rekaman. Dengan cara ini, bisa teridentifikasi pula mana saja area yang perlu diperbaiki.
8. Kurangi distraksi
Notifikasi media sosial? Email pekerjaan?Suara bising di rumah? Temukan hal yang menjadi sumber distraksi paling utama. Kemudian, hindari itu. Ketika Anda tidak melihat atau mendengar hal-hal penyebab distraksi utama, maka pikiran akan jadi lebih fokus.
9. Reward and punishment
Anda juga bisa menerapkan sistem reward and punishment versi lebih ringan kepada diri sendiri. Ketika berhasil menguasai skill tertentu di level awal, lakukan selebrasi kecil-kecilan. Otak akan memproduksi endorfin dan serotonin saat hal ini terjadi.Begitu pula sebaliknya. Ketika tidak berhasil mencapai target, beri “hukuman” pada diri sendiri dengan hal yang juga positif. Contohnya berdonasi atau bertaruh dengan teman. Apapun caranya sah-sah saja, yang penting bisa memberi lecutan semangat pada diri sendiri.
Namun selalu ingatlah ketika sedang menerapkan cara mempelajari hal baru seperti di atas, jangan terlalu berekspektasi. Selalu kelola ekspektasi agar tidak merasa terlalu kecewa. Target pun tak perlu muluk-muluk. Berani memulai dan konsisten belajar hal baru saja sudah hal mengagumkan, apalagi menguasainya. (DH/WS/DV).