DenpasarViral.com, Denpasar – Sebuah penelitian mengungkapkan adanya orang yang mengidap Copycat Behaviour, situasi di mana seseorang selalu meniru tingkah laku atau tindakan seseorang.
Situs web Power of Positivity menjelaskan secara sains mengenai kasus Copycat Behaviour dan mengapa seseorang dapat senang untuk meniru tindakan orang lain.
1. Peniruan Positif dan Penyebab Terjadinya
Dalam kasus ini, orang yang ditiru tidak akan merasa dirugikan atau terancam oleh peniruan ini, meskipun mungkin sesekali mereka akan merasa canggung. Peniruan yang positif dapat berupa ketika seseorang menanyakan dari mana kamu mendapatkan pakaian yang mereka sukai lalu membelinya, tetapi hanya untuk satu pakaian itu. Selain itu, orang tersebut juga secara terbuka akan mengatakan jika mereka meniru aspek kecil tentangmu.
Lalu, apa sebenarnya yang memotivasi seseorang untuk menirumu? Faktor pertama adalah budaya. Budaya minoritas sering berusaha meniru kualitas tertentu dari budaya mayoritas agar dapat diterima di masyarakat.
Hal ini tidak berarti mereka tidak bangga dengan budaya mereka. Mereka hanya mengakui hak istimewa yang datang dengan menjadi bagian dari mayoritas dalam situasi tertentu. Ini merupakan cara untuk keluar dari status lebih rendah yang mungkin diberikan dunia kepada mereka atau hanya cara untuk bersikap baik.
Faktor kedua berkaitan dengan tipe kepribadian. Seseorang yang memiliki tipe kepribadian ekstrover cenderung terlibat dalam penyalinan positif daripada introvert. Hal ini disebabkan mereka sering kali lebih mudah bergaul dan menyadari bahwa meniru dapat membantu seseorang merasa lebih nyaman di sekitar mereka. Maka, jika orang yang menirumu saat ini sangat ekstrover, kemungkinan besar dia hanya mencoba menjadi teman Anda.
Faktor ketiga adalah pendidikan. Studi menunjukkan bahwa mereka yang berpendidikan lebih rendah cenderung meniru mereka yang berpendidikan lebih tinggi. Ini dihipotesiskan terjadi karena mereka mencoba untuk belajar dari mereka yang memiliki lebih banyak pengetahuan dan pengalaman daripada mereka.
Faktor terakhir, yaitu mencerminkan. Meniru bahasa tubuh sangat umum terjadi ketika berinteraksi dengan orang lain. Artinya, mereka mungkin menguap segera setelahmu atau meniru postur tubuhmu saat berbicara.
Ada beberapa alasan pencerminan dapat terjadi. Orang ini mungkin tertarik kepada dirimu atau mungkin memandangmu, menyebabkan mereka secara tidak sadar terlalu banyak memperhatikanmu dan terpengaruh oleh apa yang kamu lakukan.
Peniruan juga dapat terjadi karena mereka berusaha mendapatkan dukungan atau pengaruh seseorang. Mereka mungkin menyadari efek yang ditimbulkan mirroring pada orang lain. Hal itu dapat membuat seseorang lebih menyukai mereka atau lebih mendengarkan mereka.
Dunia tentunya memiliki hukum polaritas. Jika ada hal yang positif, maka ada juga hal yang negatif. Terkadang, ada juga orang yang melakukan peniruan negatif, sehingga membuat orang yang ditiru merasa tidak nyaman.
2. Peniruan Negatif dan Penyebab Terjadinya
Meniru juga bisa menjadi sifat yang sangat negatif. Imitasi dalam keseimbangan adalah bentuk sanjungan. Meniru dapat menjadi tanda ketertarikan, keterlibatan, atau bahkan keinginan untuk terhubung dengan seseorang. Banyak orang yang menganggapnya terlalu jauh dan menjadi peniru total.
Bentuk peniruan negatif dapat berupa ketika seseorang mempelajari untuk memperhatikan semua tingkah lakumu, membeli produk yang sama, dan meniru selera gayamu.
Jenis peniruan ini tidak hanya sangat menyeramkan, tetapi juga biasanya menghina dan dapat merampas perasaan individualitas yang kamu miliki. Hal itu dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan dapat menyebabkan banyak konflik yang tidak perlu.
Menurut psikologi, ada beberapa alasan ketika seseorang melakukan peniruan negatif ini. Pertama adalah kurangnya rasa percaya diri. Seseorang yang memiliki rasa individualitas yang kuat merasa tidak perlu mencoba meniru orang lain. Namun, seseorang yang memiliki rasa individualitas yang lemah akan memahami sifat-sifat orang di sekitarnya untuk merasa lebih percaya diri.
Alasan kedua adalah faktor iri. Jika seseorang iri pada kesuksesanmu, mereka mungkin percaya bahwa mereka harus melakukan segala cara untuk mencapai kemiripan dengan apa yang kamu miliki.
Ketiga adalah faktor ketidakamanan dan harga diri yang rendah. Seseorang yang percaya diri dan aman dalam dirinya sendiri tidak akan pernah merasa perlu untuk meniru orang lain. Namun, kurangnya harga diri dapat menyebabkan seseorang mencoba meniru orang yang mereka kagumi.
Masalah kesehatan mental juga dapat menyebabkan perilaku peniru kronis, dan kurangnya pemikiran positif yang ditunjukkan oleh mereka yang memiliki harga diri rendah sering kali menyebabkan depresi. Mereka berpikir sangat sedikit tentang diri mereka sendiri dan mereka ingin menjadi orang lain sama sekali, sehingga mereka memilih kamu dari semua pilihan mereka. Itu menyanjung tapi mengganggu.
Faktor terakhir adalah obsesi. Penguntit bukan hanya orang yang tertarik secara romantis atau seksual padamu. Mereka bisa jadi siapa saja yang mengembangkan obsesi terhadapmu.
Pengidap Copycat Behaviour, Harus Dibagaimanakan?
Baik peniruan positif atau negatif, keduanya akan menimbulkan rasa tidak nyaman untuk orang yang sedang ditiru. Lalu, apa yang harus dilakukan terhadap orang yang suka meniru tindakan kita?
Pertama, cobalah berbicara dengan sang copycat. Mungkin itu adalah percakapan yang canggung, tetapi begitu peniru tahu bahwa kamu tidak menyukainya, mereka cenderung tidak akan melanjutkan perilakunya. Komunikasi dapat menjadi kunci, jadi masuklah ke percakapan dengan berpikir positif dan selesaikan.
Kedua, kamu dapat memuji sesuatu yang unik tentang mereka. Ini dapat membantu memberi mereka dorongan ego yang dibutuhkan untuk berusaha menjadi pribadi mereka sendiri alih-alih meniru seseorang.
Langkah terakhir, yaitu kamu harus tetap tenang. Tahan lidah Anda dan jangan marah padanya. Berhati-hatilah dengan amarah dan pelajari waktu terbaik untuk pergi begitu saja.
Pesan Singkat Untukmu yang Selalu Ditiru
Menyalin bukanlah hal yang selalu buruk. Ini bisa manis dan bijaksana, bisa menarik dan menyanjung, bisa ramah dan membangun ikatan. Namun, itu juga bisa mengganggu, berbahaya, menggurui, dan tidak nyaman.
Jangan takut untuk membela diri sendiri saat terjadi perilaku meniru. Kamu berhak atas dirimu, dan tidak apa-apa untuk memberitahu seseorang bahwa mereka melanggar itu.
Pada saat yang sama, ketahuilah bahwa ini adalah dunia yang bebas, dan beberapa orang tak akan berubah. Kamu hanya perlu berdamai dengan diri sendiri dan terus menjadi diri sendiri dengan berani. (DH/WS/DV).