DenpasarViral.com, Denpasar – Kementerian Kelautan bekerjasama dengan Pemerintah Kota Denpasar mengadakan acara Gerakan “Menghadap ke Laut” sebagai salah satu aksi menjaga kebersihan dan Keindahan Pemandangan Laut. Acara di buka oleh Asisten I Setda Kota Denpasar I Made Toya dan diikuti ratusan peserta yang dipusatkan di Pantai Mertasari, Sanur, Minggu (19/8). Turut hadir Kaporesta Denpasar Ruddi Setiawan, Kapolsek Densel beserta OPD Kota Denpasar ,Camat Denpasar Wayan Buda dan Prebekel Sanur Kauh serta puluhan lembaga pemerintah dan swasta, sekolah, serta komunitas terlibat seperti WWF Indonesia, CTC, Conservation International Indonesia, BPSPL Denpasar, BKIPM, Loka Riset Perikanan Tuna, DKP Provinsi Bali, Indonesia Power Up, Himpunan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Kelautan (Himitekindo), Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (HIMAPALHI) STIBA Saraswati, dan lainnya.
I Made Toya mengatakan gerakan Menghadap ke Laut bertujuan menjaga kebersihan dan keindahan pemandangan laut khususnya di Kota Denpasar. I Made Toya juga berharap semoga kedepan acara ini terus berlanjut. Hal ini sejalan dengan program pemerintah Kota Denpasar yakni mengurangi peredaran sampah plastik. Hal ini diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Wali Kota Nomor 36 tahun 2018 tentang pengurangan sampah plastik, karena disadari sampah sangat merugikan ekosistem laut. Dalam kegiatan ini, pihaknya juga melibatkan anak-anak sekolah dan masyarakat ikut serta dalam kegiatan tersebut untuk ikut menjaga alam terutama laut di wilayah Kota Denpasar.
Ketua panitia, Permana Yudiarso mengatakan bahwa selain di Pantai Mertasari kegiatan juga dilakukan di pesisir Sanur-Denpasar dan di Desa Les-Buleleng. Di dua tempat ini, kegiatan memetakan sampah juga dilakukan, terutama bersama anak-anak dan remaja. Menurut data panitia, 832 orang terlibat mulai dari memungut sampah, memilah, lalu menimbangnya. Sedikitnya 1,2 ton sampah didominasi plastik dikumpulkan sekitar 2 jam saja. Sampah terlihat mengambang di bibir pantai, peserta harus berbasah-basah menarik sampah dari laut. Sampah ukuran besar yang beracun seperti styrofoam dan ban juga ditarik dari pesisir. Hutan mangrove yang berada di sekitar pantai juga turut dibersihkan. Sampah plastik yang sudah lama tertanam diambil karena menghambat pertumbuhan mangrove, bahkan mematikannya. Sampah yang terkumpul, dipilah menjadi 7 kelompok. Para relawan menimbang dan mencatat. Ini akan jadi bagian dari database sampah laut di Indonesia. Sampah terpilah diangkut tim Eco Bali dan DLHK,”Ungkapnya
Salah Satu Peserta Ida Ayu Inten saat di temui merasa sangat senang mengikuti acara ini dan “Banyak ilmu yang kami dapatkan dari acara ini tentang kepedulian terhadap laut dan melindungi ekosistem di laut sehingga laut terhindar dari sampah Palstik.”Ungkapnya.(Gus HumasDPS)(Pa/DV)