DenpasarViral.com, Denpasar – Patung campuran rusa dengan ekor paus dari bahan sampah plastik menghiayasi Tukad Badung Denpasar. Karya ini dibuat oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Desain (STD) Bali Fakultas Desain Komunikasi Visual. Penasaran dengan karya mahasiswa STD Bali, membuat masyarakat melihat lebih dekat karya yang dipamerkan ini.
Hal ini juga menjadi ruang ekspresi bagi anak muda dan insan kreatif denpasar untuk terus berkarya lewat ruang publik yang telah disiapkan Pemkot Denpasar. Disamping itu juga karya ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat tentang dampak buruk dari sampah plastik terhadap lingkungan. Sekretaris Dinas PU, I Gusti Ngurah Putra Sanjaya saat ditemui Rabu (10/4) mengatakan bahwa kegiatan dari mahasiswa STD Bali lewat pameran patung dengan bahan plastik ini mampu memeberikan edukasi kepada masyarakat. Ada ruang menarik yang telah disiapkan Pemkot Denpasar untuk berkreatifitas menunjukan karya. Tidak saja ada sisi ruang mural dari bahan kopi, juga sekarang diminati mahasiswa dalam berpameran karyanya. “Kami mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa yang telah berpameran dan mampu memberikan edukasi kepada masyarakat dalam turut serta menjaga lingkungan serta menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah sembarangan,” ujarnya.
Sementara Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) STD Bali, Putu Ayu Griselda Wirajaya, I Komang Gede Arya Kurniawan, dan Felix Yuno Lukman mengatakan bahwa karya yang dibuat ini merupakan tugas matakuliah Eksperimentasi Visual dengan dosen pembimbing I Gusti Ngurah Gede Gitayogi Irhandi. Karya ini berjudul Plastik Inside berbahan sampah plastik yang meliputi kawat, kayu, botol plastik dan lampu dengan durasi pembuatan karya empat hari. Mereka menjelaskan bahwa sampah plastik adalah sampah yang sulit terurai, banyak yang hanyut ke laut, tertimbun didaratan, bahkan sampai dimakan hewan yang menyebabkan kematian. “Hal inilah yang mendasari karya kami ini yang membuat bentuk hewan yang kepalanya adalah kepala rusa berekor paus,” ujarnya.
Sehingga dalam karya kami yang dipamerakan selama dua hari di Tukad Korea ini menggambarkan hewan-hewan tersebut sudah mati, yang didalamnya terdapat sampah plastik dan botol-botol yang dikonsumsi oleh hewan tersebut. Melihat betapa cantiknya suasana malam di Taman Kumbasari Tukad Badung ini kami juga menambahkan efek lampu sebagai penambahan estetika dari karya tersebut. Sehingga pada malam harinya para pengunjung tetap bisa berfoto.
“Menjaga kebersihan Tukad Badung dalam berpameran ini kami juga menyediakan tempat sampah disebelah karya kami serta ada beberapa totebag gratis yang kami bagikan untuk pengunjung,” ujarnya, sembari menambahkan bahwa langkah berpameran ini mendukung kebijakan Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra lewat Perwali Nomor 36 Tahun 2018, tentang pengurangan kantong plastik. (Pur/humasdps) (Pa/DV)